Aku teringat hari kita bertemu. Tidak malam, hampir pagi. Aku masih ingat jelas arti jabatan tanganmu, arti tatapan matamu dan arti dari senyumanmu. Aku masih ingat, betapa bodohnya aku melupakan namamu, dan untungnya Tuhan memberimu nama yang amat indah yang berada di awal abjad.
Aku teringat jabatanmu saat menolongku. Seakan jabatanmu menghilangkan sejuta ketakutanku. Hadirmu hari itu bagai hujan yang sirami pedesaan yang sudah satu dekade selalu kemarau. Tragis. Kamu genggam erat tanganku, seakan takut kamu takut kehilangan aku.
Aku masih ingat apa yang kamu katakan waktu memberiku 19 mawar putih. Aku acuh. Dan kamu menarik halus tanganku dan berkata, "kamu marah sama aku dut?", aku marah awalnya. Setelah apa yang kamu lakukan, kamu masih bisa tanya hal itu? Mmh, hebat. Banyak hal yang baru aku setujui dari kamu. "Semakin salah, semakin manusia!", "do what you want to do!", "kalo cinta gausah ngomong!", "cinta itu hanya untuk orang yang kesepian", dan "aku sudah melihat akhir sebelum aku memulai".
Aku masih ingat tatapanmu. Lekat. Teduh. Hangat. Kamu menatapku bagaikan pisau, terus menghujam setiap senti mataku, setiap inci hatiku.
Aku tidak bisa lupa kali pertama aku menangis. Aku masih ingat. Kamu harusnya ga perlu sms aku dan bilang, "inget apa yang aku bilang dut". Karena udah 9 bulan berlalu aku masih ingat. Aku ingat bagaimana kamu mengatakan, "deduut yang aku kenal tuh ga kaya gini. Kamu tuh berubah bgt dut!". Dan aku sampai hari ini aku masih menyalahkan diri sendiri, seandainya aku ga berubah..
Tapi apa arti penyesalanku? Ga ada artinya. We can never be. Apapun, mau aku memaksa Tuhan, we still can never be. Aku ikhlas. Hari ini, aku hanya akan ikhlas. Ga lagi merencanakan hari untuk ketemu kamu, membuat satu momen. Engga. Aku pasrah. Aku hanya akan membiarkan tangan-tangan Tuhan mencampuri urusan ini.
Dengan siapapun kita hari ini dan esok. Apapun yang kita pilih hari ini dan esok. Dan apapun yg kita lakukan hari ini dan esok. When I saw a glittering lights, incandescent eyes, it will remind me to you.
*ratri*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar