Selasa, 14 September 2010

absen 31 ;)

Mungkin yang lo liat, di blog ini isinya hampir penuh dengan cerita gue yang ga pernah move on. Silih ganti sih ya, tapi mostly emang Superman gue. Tapi hari ini gue mau cerita banyak tentang lo.

Apa yang gue punya di hidup gue memang istimewa, dan gue ga akan menyesalinya dengan alasan apapun. Yaaa mungkin kadang gue kecewa sih, ga menutup kemungkinan, manusia mana sih yang tidak menuntut? Kalaupun ada, itu pasti bukan gue.

Pertama kali gue tau kalo lo udah kehilangan nyokap lo, itulah hari pertama gue bersyukur. Gue ga pernah bersyukur seperti itu, sebelum gue kenal lo. Walaupun... gue baru tau kalo nyokap lo meninggal itu pas udah berbulan-bulan kita sekelas. Kalo ga salah, gara-gara lo nanya siapa yang ngambilin raport gue pas Mid Semester. Gue bilang kalo nyokap gue yang ngambil, terus lo kebingungan gitu gatau siapa yg bakal ngambilin raport lo. Gue (dengan bodohnya) bilang : "emang nyokap lo kemana?". Besoknya gue baru tau kalo .... you don't have mother anymore.

Dari situ, gue ngerasa simpatik banget sama lo. Selain karena kita duduk depan belakang di kelas, lo ternyata anaknya cerdas juga (walaupun bukan di bidang akademik ya), dan nyenengin (selain suka nyubitin orang, suka salting, suka ketawa ga jelas gangguin orang belajar)!! Dan lo jago banget main gitar! Well, gue selalu suka cowo main gitar, dan lo bisa! Gue jatuh cinta sama lo, ya pas lagi bikin lagu bareng itu. Karena....

Lo tau kan gue les vocal hampir 6 tahun? Dan selama 6 tahun, (walaupun dapet nilai bagus dalam hal musikalisasi dan improvisasi *nyombong dikit yehehe*) gue selalu sulit kalo bikin lagu. At least, walaupun akhirnya bisa, tapi gue ga bisa dapetin rythm yang enak cuma dengan waktu 5 menit! Dan gue sempet wandering, kenapa sama lo gue bisa? Is it because of the material things called 'chemistry'? Yaaa mungkin aja kali ya. Pokoknya, from day on, kalo gue nyanyi bareng lo, gue ga tau kenapa gue selalu ngluarin semua emosi gue (dan terbukti kaan, lo nangis waktu pensi gara-gara gue nyanyi Bunda? hihihihi). Kata orang sih : kalo lo dokter, jodoh lo pasti suster. kalo lo pilot, jodoh lo pasti pramugari. dan kalo lo gitaris, jodoh lo pasti sesama musisi (can't say that it must be a singer, kesannya gue kegeeran WAKAKAKA).

Sampe tiba-tiba pas gue baru pulang ILP, baba sms gue dan bilang kalo sebenernya lo suka sama gue. Gue nanya kenapa, gimana dan satu hal lagi : bukannya lo suka sama sahabat gue. Tapi baba bilang : dia tuh beneran suka sama lo rat, kalo sampe dia mainin lo, gue janji gue bakal nonjok dia di depan muka lo. See? Gue masih inget kan? Haha.. Sampai akhirnya lo bisikin di kuping gue kalo lo suka gue (still remember it too ;)), gue sebenernya udah tau. Mungkin, justru itu gue kehilangan esensinya. Atau mungkin.. Karena gue ga kaget. Tapi gue masih inget kok, 24 November kan? ;)

Seminggu gue pacaran sm elo, demi apapun, gue sayang lo. Ga tau kenapa, tapi gue sayang. Gue sepertinya kehabisan alasan kenapa gue sayang lo. Tapi, waktu gue sakit, dan lo juga lagi sibuk ngeband saat itu.... gue deket lagi sama Superman gue. Padahal Superman tau gue punya elo, dan Superman bilang dia ga akan ngusik gue (kalo lo ga percaya, nanti kalo kita ketemu lo harus baca e-mailnya!). Dan gue mulai lengah sama elo.

Gue gasuka dibohongin orang. Dan karena gue gabisa bohongin elo sebagus gue bohongin diri sendiri, akhirnya gue minta putus sama lo. Lo tau ga gue nangis setelah mutusin lo? Mutusin orang yang lo sayang adalah hal terberat, jadi jangan pernah mikir gue ga sayang lo ya! ;)
Dan, walaupun gue ga bilang siapa-siapa, gue adalah orang yang celingak celinguk di ruang ujian waktu gue liat bangku lo kosong. Lo ga ikut ujian. Dan lo DO. Gue kehilangan orang yang biasanya bikin lengan gue biru-biru.

Sekarang. Kita deket lagi. Sering curhat bareeng. Kadang gue mikir kenapa kita ga balikan aja. Tapi... yang gue takut cuma satu : gue takut patah hati. Mungkin lo juga takut. Memang sebenarnya... rasa takut tidak akan membunuh kita, seharusnya rasa takut yang membuat kita menjadi kuat. Tapi gue engga, gue janji sama diri sendiri, kalo gue lebih baik sendiri.. sampai gue merasa sanggup untuk berpacaran (lagi). Gue ga mau nangis lagi, galau lagi, semuanya! Gue ga sanggup. Gue bukan cewek yang kuat buat nahan semuanya, kalo mungkin lo ngliat gue seperti itu, sebenarnya gue ga pernah kuat. Yang bikin gue sanggup buat bangun dari tidur gue cuma satu : karena banyak yang sayang gue! Itu aja. Dan gue yakin... keadaan pasti berubah menjadi lebih baik, walaupun tidak seperti yang kita mau.

Gue sayang kok sama lo, kalo lo deket gue pengen banget jalan bareng lo. Mari kita sampingkan kalo kita ini "mantan".

Kalo definisi seorang sahabat adalah : teman yg selalu ada dalam suka dan duka, gue ga pernah punya sahabat.
Kalo definisi hidup ini adalah : bernafas, gue ga pernah hidup.
Tapi lo selalu mencoba bilang kalo hidup ini bukan untuk didefinisikan. Ya ya ya..

Last... Kalo kita jodoh, kita pasti ketemu nyet. Mungkin bukan sekarang. Mungkin juga bukan besok. Tapi nanti, pas hari dimana kita lupain semua yang terjadi hari ini dan buka lembaran baru. Tapi jangan lupa nyet, Tuhan ga akan ingkari janji : Dia akan memberi apa yang kita BUTUH, bukan apa yang kita MAU. Makasih buat selalu ada. Makasih buat waktu yang pernah izinkan kita untuk berbagi. 'Till we meet again ! :)

A bunch of kiss and hug..
~ratri~


(dearest : absen 31 kelas XI IPB *kedip mata*)

Jumat, 10 September 2010

356 hari ....

Untuk A yang selalu menjadi pengawal kisah hidupku, Anantha ...

Begitu cepat waktu bergulir, betapa ia hanya melewati kita, dan tak terasa, hari ini adalah hari dimana kita bertemu di bawah kaki emas, Monas, 12 September... satu tahun yang silam.
Rasanya semuanya masih lekat di benakku. Malam Ramadhan tahun lalu yang pertemukan kita. Masih lekat dalam ingatanku cara kita bertemu. Masih lekat ingatanku akan sebuah gambar berkepala 6, hijau, hitam, abu-abu dan biru. Sebuah gambar yang seumur hidup aku kelak akan aku anggap sebagai gambar yang memiliki makna ambiguitas. Masih lekat dalam ingatanku, saat kamu menceritakan malam itu. Masih lekat dalam ingatanku, kekhawatiran kamu terhadap aku yang (akhirnya) membuat aku jatuh cinta. Oh, mungkin baiknya kamu bedah saja otakku, bukti bahwa aku tidak pernah membiarkan sedikitpun kamu terhapus.

Sweetieku.

Bertemu dengan kamu bukanlah awal dimana aku mulai mencintai kamu. Tapi, saat kamu menunjukkan kekhawatiran pada tanggal 15 September. Kamu menunjukkannya dengan menelponku (dan tidak kuangkat) sebanyak 18 kali dan kehebatan kaki kamu untuk memutari Pasaraya Grande selama 2 setengah jam, dan juga kehebatan kamu untuk mengenali bentuk tubuhku dari belakang (karena dengan hebatnya kamu memegang leher aku padahal kita belum ada seminggu saling kenal dan baru satu kali ketemu!). Bagaimana bisa aku ga jatuh cinta sama pria yang sangat-sangat perhatian pada hidupku, melebihi diriku sendiri? Terlebih, masih ingatkah tulisan 'aku sayang kamu' tapi kamu beri pagar? The more I try to realize that you were belong to someone else, it make me more fallin' to you.

Sweetest love,

Seandainya ada kata yang mampu kurangkai lebih indah, melebihi indahnya semesta alam ini, mungkin aku akan merangkainya buat kamu. Sayangnya, aku tidak mampu.
Saat pertama kali aku tahu dirimu telah berdua, aku terus bertanya, "apa yang harus kulakukan?". Kalo mungkin kamu ingat, aku ga pernah berani sms kamu atau telpon kamu duluan, karena aku tahu, tidak pernah etis untuk aku jika aku melakukan itu. Tapi setelah aku benar-benar terjatuh, aku terus bertanya, "apa yang harus aku lakukan supaya kamu tetap berdiri disebelahku?". Masih inget selesai nonton GForce, kita makan di Noodle City bareng mama aku dan didut, terus kita baca wall dari pacar kamu yang bunyinya "jangan macem-macem ya disana!". Kamu mau tahu aku berpikir apa? Aku terus berusaha berpikir, "kamu bukan buat aku".

Aduut-ku a.k.a Anantha genDUT..

Masih ingat kamu pernah bilang aku berubah? Aku menyadari itu sekarang. Kini aku berpikir, ternyata kesadaran sama seperti penyesalan, datangnya selalu terlambat. Saat itu, saat kita berselisih dan aku harus menangis pertama kalinya karena kamu, aku berpikir, "If I tell you I love you, can I keep you forever? Can I?". Maaf kalo hari itu aku terlalu naif. Waktu memang sudah lewat terlalu lama, tapi maafkan aku. Aku terlalu banyak meminta maaf ya? Semoga kamu masih punya banyak stok buat aku. Kalaupun ternyata sudah habis. Tolong, sisipkan saja aku disela-sela maaf itu.

Cutie..

Last time we met is when I celebrated my birthday. Aku sangat berharap hari itu bisa diulang. Aku akan meminta Tuhan untuk memberi aku satu botol yang bisa menyimpan seluruh malam itu. Atau satu jam saja malam itu. Atau satu menit saja. Atau satu detik sajaaa, asalkan aku dapat merasakannya lagi. Merasakan belaian hangatmu, merasakan eratnya pelukmu, atau cukup hanya merasakan senyummu. Aku sebenarnya tidak pernah mampu melepaskan kedua tanganmu! Aku tidak pernah mampu. Namun, aku percaya. Tuhan pasti punya rencana terbaik untuk kita. Dan terbaik, walaupun itu menyakitkan.

Anantha, kamu memang tidak pernah menceritakan seorang 'Ratri' kepada siapapun, berbeda dengan aku yang selalu menceritakan seorang 'Anantha' kepada semua orang yang aku kenal. Kamu pernah tahu alasan aku? Karena aku bangga punya seseorang 'Anantha'. Aku ingin seluruh dunia mengetahui hal itu, tapi rasanya tidak mungkin.
Anantha, kamu tahu kenapa aku tidak pernah bisa move on (walaupun aku memadu kasih dengan yg lain)? Karena hanya kamu yang bisa 'melihat' aku dengan 'mata' kamu. Masih ingat waktu kamu bilang, "aku ga pernah rasain ini sebelumnya"? Aku rasanya ingin menangis dan memeluk, berkata "ini ujung kemejaku, ini bahuku, pakailah jika kamu merasa butuh, atau walaupun kamu tidak akan pernah butuh nanti, bahu dan ujung kemeja ini untuk kamu!". Tapi rasanya tidak mungkin.

Ananthaku...

Saat aku menulis ini, aku merasakan nafasmu. Telatkah aku jika aku berkata, "aku rela menangis berhari-hari buat kamu, asal kamu ada di samping aku". Kamu ga pernah buat aku menangis, duti. Kenapa Tuhan ga pernah memberi kita satu momen lagi? Kenapa kata-kata 'dunia itu kecil' ga pernah berlaku buat kita? Dan kenapa..... kamu melihat akhir sebelum kamu memulai? Kenapa? Kenapa kamu ga pernah balas message aku (lagi)?

Untuk A yang selalu jadi awal dan akhirku, Anantha...

Jika nanti kamu baca surat ini, tolong jelaskan aku, 'kenapa kita bertemu, jika akhirnya dipisahkan?'. Tolong balas message aku, atau you can text me a message to my number. Please...
Dan.... seumur hidupku, aku hanya berdoa semoga foto kita itu menjadi kenyataan. Mama aku dengan Papa aku. Dudut dengan Didut. Aku dan Kamu. Last forever. 6 kepala, hitam, hijau, abu-abu, dan biru, di bawah kaki emas..

Untuk A yang aku sayang, Anantha...

Tolong jelaskan kenapa aku begitu mencintai kamu..

(saved to drafts)